Selama lima tahun ini banyak sekali terjadi perubahan pada restoran di Indonesia. Jumlah restoran yang semakin bertambah, juga jenis makanan yang dijual pun makin beraneka ragam variasinya.
Tidak hanya makanan asing yang digemari oleh kaum muda saja, tapi juga restoran makanan tradisional pun turut bermunculan. Desain-desain baru restoran juga bermunculan serta inovasi baru cara menyajikan makanan juga makin beragam.
Masa Pandemi COVID-19 ini dapat kita gunakan untuk bersama kita memikirkan, bagaimana perkembangan restoran Indonesia di masa depan. Juga hal apa saja yang perlu diantisipasi oleh para pebisnis restoran. Agar restorannya tetap sejalan dengan selera konsumen saat ini yang mudah sekali berubah.
Keinginan Mencoba
Generasi yang fanatik pada makanan tradisional masih tetap ada. Namun semakin berkurang digantikan dengan genarasi muda yang selalu ingin mencoba berbagai menu baru yang belum pernah mereka rasakan. Itulah sebabnya berbagai restoran asing menjadi cukup ramai pelanggannya dan menu-menu baru pun juga sangat diminati.
Apakah makanan tradisonal seperti gudeg, rawon, masakan padang, sop kondro, pepes ikan akan dapat bertahan? Jika dihidangkan dengan cara berbeda serta penampilan yang baru, jawabnya mungkin saja. Makanan tradisonal akan dapat bertahan.
Namun ancaman dari selera masyarakat yang berubah-ubah serta kepedulian terhadap makanan sehat perlu diperhatikan oleh para pemilik restoran tradisional.
Pada saat ulang tahun remaja yang dihadiri oleh sekitar 50 orang di sebuah restoran tradisional. Ternyata faktanya tidak semua remaja tertarik menikmati makanan tradisional. Mereka hanya memilih makan makanan tambahan atau minuman tertentu saja. Karena mereka tak begitu berselera untuk menikmati makanan tradisional yang sebenarnya sudah cukup terkenal itu.
Apakah sudah waktunya para pebisnis makanan tradisional untuk lebih menganekaragamkan menunya? Jadi tidak hanya terpaku pada menu yang sudah disajikan selama sepuluh tahunan lebih itu?
Beralih ke makanan Sehat
Kecenderungan lain pada konsumen restoran adalah kepedulian mereka pada kesehatan. Mereka tak ingin mengkonsumsi makanan yang mengandung gula tinggi, garam tinggi serta lemak yang tinggi. Selain itu jika ingin porsi yang lebih kecil. Bahkan jika memungkinkan, hendaknya makanan yang dihidangkan itu, disertai dengan perhitungan Kalori yang baik.
Makanan yang disajikan oleh Air Asia misalnya. Saat ini sudah disertai dengan informasi kalori. Sehingga masyarakat yang ingin membatasi asupan kalori pun, dapat terbantu untuk memperhitungkannya dengan baik.
Mungkin para pengelola restoran sudah harus mulai berpikir untuk mengelompokkan sajiannya dalam porsi biasa, porsi kecil dan besar. Banyak konsumen yang merasa porsi makanan yang disediakan oleh restoran terlalu besar. Mereka akhirnya hanya memakannya sebagian saja, sisanya tentu akan menjadi mubazir.
Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi dalam dunia restoran, tak hanya dapat dimanfaatkan di bagian kasir saja. Tetapi juga dapat diperluas ke area pemesanan, informasi menu, harga, pengiriman ke pemesan. Serta informasi umum lainnya seperti info cabang restoran, dll.
Konsumen yang makan di restoran, ada yang menginginkan makanan yang cepat dalam penyajiannya. Tetapi juga ada konsumen yang makan di resetoran hanya untuk berbincang-bincang termasuk bincang bisnis.
Mereka menginginkan suasana ruangan yang lebih tenang dan tak terganggu oleh kehadiran konsumen lainnya. Jika konsumen ingin mengadakan pertemuan untuk kelompok yang lebih besar. Maka pihak restoran sudah tentu harus dapat mendukung pertemuan tersebut dengan peralatan yang lebih baik dan memadai.
Oleh: Samsuridjal Djauzi